TRIBUNNEWS.COM,ENDE - Untuk kesekian kalinya warna air danau Tri Warna Kelimutu di Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, NTT, mengalami perubahan.
Danau
Koo Fai Nuwa Muri yang berada di tengah berubah warna dari hijau terang
ke warna biru. Sementara dua danau lainnya tidak mengalami perubahan
warna.
Kepada Pos Kupang di Ende, Kamis (15/12/2011), Kepala
Kantor Balai Taman Nasional Kelimutu (TNK), Sri Muliani menjelaskan,
perubahan warna air danau Tiwu Koo Fai Nuwa Muri itu baru terdeteksi
tanggal 26 November 2011 pukul 05.00 Wita.
"Kalau dua danau lainnya,yaitu Tiwu Ata Polo (warna hijau kelam) dan Tiwu Mbupu (berwana hitam) tidak mengalami perubahan warna saat ini. Sebelumnya kedua danau tersebut lebih sering ganti warna, ada yang dari putih ke coklat atau ke warna merah bata," kata Muliany.
"Kalau dua danau lainnya,yaitu Tiwu Ata Polo (warna hijau kelam) dan Tiwu Mbupu (berwana hitam) tidak mengalami perubahan warna saat ini. Sebelumnya kedua danau tersebut lebih sering ganti warna, ada yang dari putih ke coklat atau ke warna merah bata," kata Muliany.
Sebelum terjadi perubahan warna
di Danau Tiwu Koo Fai Nuwa Muri, kata Muliany, malam tanggal 25 Novembe
2011 terjadi getaran-getaran kecil yang tercatat di seismograf Pos
Pengamatan Gunung Api.
Menurut Muliani, aktivitas vulkanologi di Gunung Kelimutu biasanya berdampak pada perubahan warna danau. Perubahan warna tersebut, jelas Muliany, tidak bisa diprediksi atau tidak tetap jangka waktunya.
Menurut Muliani, aktivitas vulkanologi di Gunung Kelimutu biasanya berdampak pada perubahan warna danau. Perubahan warna tersebut, jelas Muliany, tidak bisa diprediksi atau tidak tetap jangka waktunya.
Muliani mengatakan,tidak ada kerusakan ekologi
maupun habitat di hutan Kelimutu menyusul adanya getaran pada 25
November 2011. Namun, getaran itu tingkat kelabilan tanah di sekitar
danau.
"Informasinya, dulu di punggung bukit danau antara warna hijau muda dan hijau terang dapat dilalui manusia. Tetapi sekarang ini tanah tersebut sering jatuh akibat getaran, akhirnya punggung itu menjadi sempit atau tidak dapat dilintasi manusia lagi," kata Muliani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar